SELAMAT DATANG DI NIRATA

Sunday, April 27, 2014

"SERSAN LABA" PEJUANG YANG TERLUPAKAN


                    Narrated by :   H. Ahmad Haidar  ( pemerhati sejarah pejuang  OKU )
                                                                                                          
                

-          Sewaktu saya masih kanak-kanak disekitaran tahun 1957-1960, saya sering mendengar kisah-kisah tentang beberapa Pejuang Kemerdekaan di kota Baturaja,  ada kisah Ustadz Akmal yang dikubur hidup-hidup oleh tentara Jepang, ada kisah Kiyai Bambu Seribu “Kiyai Hanafiah” yang dikarungi tentara Belanda dan dilemparkan ke dalam Lubuk Rambai Sungai Ogan, dan juga saya pernah mendengar kisah heroik Pak Laba, disersi Tentara KNIL Belanda asal Timor yang menyeberang menjadi TNI.
-    Setelah Jepang bertekuk lutut, tentara sekutu terutama Inggris diboncengi serdadu Belanda mulai masuk ke Indonesia dengan misi melucuti dan memulangkan tentara Jepang, namun dibalik misi itu ada misi jahat lain, yakni ingin merampas Kemerdekaan Indonesia, dan menyerahkan Hindia Belanda (Indonesia) kembali ketangan Belanda. Walaupun pada waktu itu Negara kita masih dalam keadaan sarba kekurangan, baik Sandang maupun Pangan apalagi Persenjataan, namun dengan semangat yang menggelora, tentara bersama rakyat bersatu bahu membahu menjaga dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang sudah lama  dicita-citakan.
-          Di Kabupaten OKU (OKU, OKUT, OKUS) tokoh-tokoh masyarakat dan pemuda bergerak cepat membentuk badan-badan keamanan dan pertahanan, mereka tergabung kedalam BKR, TKR, TP dan TNI. Mereka hanya besenjatakan senapan hasil rampasan dari tentara Jepang yang jumlahnya masih sedikit sekali. Ada juga sebagian dari mereka tergabung kedalam lasykar-lasykar rakyat yang hanya bersenjatakan kecepek, tombak, bambu runcing dan golok. Kelompok ini terkenal dengan sebutan “ Tentara Golok”. Untuk menguasai Indonesia kembali, tentara Belanda melakukan agresi I dan ke II. Dalam menghadapi agresi Belanda banyak sekali terjadi pertempuran-pertempuran di daerah OKU, baik secara terbuka maupun gerilya. a.l. pertempuran di kota Baturaja, pertempuran di Peninjauan, Batu Putih, Batu Kuning, Kemarung, Kungkilan, Talang Ladok, Tihang, Martapura, Bantan, Kotaway, Simpang Sender, Pengandonan dan lain-lain. Kontak-kontak senjata ini banyak sekali memakan korban jiwa di kedua belah pihak, terutama pertempuran di Kemarung dan di pinggir sungai Ogan Ds. Batu Kuning, saking banyaknya Pejuang kita yang gugur dan tentara Belanda yang tewas di Batu Kuning,  beberapa hari setelah kejadian tersebut penduduk di hilir Ds. Batu Kuning tidak dapat mempergunakan air sungai Ogan karena banyak mayat serdadu yang hanyut terhapung.
-          Disuatu hari pada agresi I, sepasukan tentara Belanda terdiri dari NICA dan KNIL tiba di stasiun K.A. Baturaja, sewaktu mereka sedang melakukan apel siaga di pelataran stasiun K.A. tiba-tiba sersan Laba muncul menembaki tentara Belanda dari jarak dekat sekali, tentara Belandapun kocar-kacir, banyak yang tewas dan terluka, dengan gesit Sersan Laba pun menghilang. Pak Laba adalah seorang Gerilyawan yang tangguh dan gesit bersama-sama dengan tiga gerilyawan  sahabatnya dan ditemanai oleh seekor anjing pelacak yang terlatih mereka banyak sekali merugikan pihak Belanda. Kegesitannya didalam bergerilya sangat harum dan terkenal, ia dikagumi oleh kawan dan ditakuti oleh lawan.
-          Pada masa  agresi II, Pak Laba bergerilya di Lampung Selatan, dengan memiliki fostur tubuh tegap, kulit gelap dan rambut keriting, type-type kebanyakan serdadu KNIL, ia bersama istrinya dengan mudah melenggang masuk ke asrama serdadu Belanda, tanpa perlawanan yang berarti banyak serdadu Belanda yang dihabisi oleh Pak Laba.
-          Bahkan dilain kesempatan Pak Laba berhasil menyusup masuk kedalam Pasukan Belanda yang akan menyerang kota Pering Sewu Lampung Selatan. Sewaktu pesawat-pesawat tempur Belanda melintas diatas pasukannya, tiba-tiba Pak Laba menembaki pesawat tempur tersebut. Pesawat tempur Belanda berbalik arah dan memuntahkan peluru senapan mesin kearah pasukannya sendiri yang mengakibatkan banyak serdadu Belanda tewas dan terluka, seperti biasa Pak Laba pun sudah menghilang.
-          Sehabis masa Revolusi phisik, banyak para Pejuang kita yang berhasil meniti karir diberbagai lapang kehidupan, Letnan Makmun Murod berhasil mencapai Jenderal Bintang 4, titik tertinggi di TNI AD, ada Jenderal Alamsyah Ratu Prawiranegara, ada juga Jenderal Riawacudu, Kol. Wahab Uzir, Kol. Wahab Sorobu, Brigjen. Asnawi Mangku Alam dan banyak lagi lainnya. Namun apa hendak dikata banyak juga pejuang yang bernasib menyedihkan. “ Sersan Laba” yang namanya cukup harum di masa Revolusi phisik hanya menjabat sebagai Tukang Potong karcis tanda masuk pintu bioskop di Kota Bumi. “Sersan Laba Pejuang yang terlupakan” .     Merdeka!!
 -          Untuk mengenang jasanya, kita sama berharap kiranya Pemkab OKU bersama DPRD OKU dapat mengabadikan namanya, dengan memberi nama ruas jalan antara Tugu Simpang Tiga Stasiun Kereta Api Baturaja sampai  depan halaman stasiun K.A. dengan nama jalan   “ Pak Laba”    atau “Sersan Laba”

Sumber : Buku Sejarah Perjuangan Revolusi Kemerdekaan dalam Kab. OKU
               Oleh, Bpk. Nawawi Al. Haj ( Ayahanda Bapak Bupati OKU Drs. Yulius  Nawawi )


No comments:

Post a Comment